Ambin Demokrasi “KOCOK ULANG” DPD RI

 


Oleh: Noorhalis Majid


Kasus suap pemilihan ketua DPD RI dilaporkan ke KPK. Kalau laporan ini ditangani serius oleh KPK, akan menjadi kasus yang sangat menghebohkan dan menambah daftar malu lembaga negara di Indonesia. 


Dalam laporan kepada KPK tersebut dinyatakan, 95 dari 152 anggota DPD RI menerima suap untuk pemenangan pemilihan ketua DPD RI. Mudah-mudahan 4 anggota DPD RI dari Kalimantan Selatan tidak termasuk dalam 95 anggota DPD RI tersebut. 


Dari latar belakang mereka, rasanya anggota DPD RI asal Kalimantan Selatan cukup memiliki integritas. Sebab dua orang merupakan habib, pemuka agama. Satu orang bergelar Gusti, ningrat Banjar terhormat. Dan satu orangnya lagi anak muda idealis yang agamis. Dengan latar belakang tersebut, ditambah membawa nama banua Kalimantan Selatan yang religius, rasanya tidak mungkin menjadi bagian dari 95 orang yang turut menerima suap. 


Bila ternyata turut masuk dalam 95 anggota DPD RI penerima suap, maka bukan hanya mempermalukan diri sendiri, tapi juga menghianati amanat warga banua Kalimantan Selatan. 


Terlepas ditindaklanjuti atau tidak kasus tersebut oleh KPK, kasus ini mencoreng lembaga terhormat yang diharapkan memberikan keseimbangan dan kontrol bagi lembaga negara lainnya yang sudah banyak mengalami masalah, terutama terkait korupsi dan penyalahgunaan wewenang.


Apabila kasus ini benar, dan bukt-buktinya kuat, guna mengembalikan maruah DPD RI, layak kiranya dilakukan kocok ulang anggota DPD RI. Artinya, anggota DPD RI yang dinyatakan termasuk dalam 95 penerima suap, diganti dengan nomor urut berikutnya, yaitu pemenang pemilu DPD RI nomor urut 5,6,7 dan 8. 


Atau demi menjaga nama baik dan harga diri, yang merasa telah menerima suap, sesegeranya mengundurkan diri. Mundur dengan kesadaran sendiri, jauh lebih mulia dari pada dimundurkan. Apalagi bila daftar nama tersebut dibeberkan ke hadapan publik, semakin mempermalukan diri sendiri dan masing-masing daerah asalnya.


Banyaknya anggota DPD RI yang dinyatakan menerima suap, memberikan gambaran tentang keroposnya mental para pemimpin bangsa. Kalau anggota DPD RI yang terhormat saja seperti itu, adakah lagi yang bisa diharapkan? Jangan-jangan Indonesia memang sedang gelap-gelapnya. (nm)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama